Selasa, 30 Desember 2014

Artikel Profesi Pendidikan



GURU ITU UJUNG TOMBAK PENDIDIKAN

Pendidikan kita saat ini mengahadapi tantangan baik dari substansi maupun penyelenggaraannya disatu pihak dan tantangan didalam maupun ke luar di lain pihak. Tantangan substansi lebih terarah kepada mutu pendidikan kita, sedangkan tantangan penyelenggaraan lebih terarah pada mutu praktis pendidikan kita dan penyelenggaraan sistem pendidikan guru kita.  Di“gugu” dan di“tiru” begitulah sekiranya kata-kata yang mampu saya ungkapkan ketika terbaca kata-kata atau terdengar ucapan “guru”. Guru bukan saja didefinisikan sebagai seseorang yang mengajarkan kita banyak hal akan tetapi jauh daripada hal tersebut, guru sering kali diartikan sebagai seseorang yang selayaknya seperti diposisikan pada posisi “Tuhan”. Guru selalu benar atau seperti di paksa untuk selalu bertindak benar, guru selalu bisa atau dipaksa untuk selalu bisa sehingga tak selayaknya posisi guru sama sejajar atau bahkan selalu disejajarkan dengan posisi “Tuhan” dalam konteks masyarakat yang demikian. Kurikulum adalah salah satu alat pendidikan. Sedangkan ujung tombaknya adalah guru dan kepala sekolah.
Menurut saya penerapan kurikulum KTSP yang dulu dengan diterapkannya Kurikulum 2013 memberikan dampak yang berarti bagi peserta didik. Tidak dipungkiri juga keberhasilan dalam mendidik bukan berarti kurikulumnya yang menentukan tapi gurunya juga sangat berperan penting dalam menguasai proses pembelajaran yang akan diterapkan, tentunya harus berperan be­sar di dalam mengimplementa­sikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cer­das tapi juga adaptif terhadap perubahan. Kita tahu bahwa salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya penyelenggaraan pendidikan adalah guru. Guru sebagai ujung tombak pendidikan yang langsung berada di garis depan berhadapan dengan siswa dituntut memiliki kompetensi yang memadai. Melalui guru penanaman nilai-nilai dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang relevan dengan keyakinan dan masa depan dapat berlangsung. Bagaimanapun bagusnya kurikulum dan lengkapnya sarana prasarana sekolah, semua itu tidak berarti jika guru yang menjadi ujung tombak pelaksanaan pembelajaran dan pengembang kurikulum tidak mampu atau tidak mau menerapkannya dengan baik. Sebaik apapun metode yang dianjurkan pemerintah, sebaik apapun maksud dan tujuan yang tertulis dalam kurikulum, tidak akan bermakna bila guru tidak memiliki keinginan untuk melaksanakannya. Adanya hal tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar dalam bidang tugas masing-masing, juga harus memiliki profesi untuk menjalankan tugas sebagai guru yang baik, dan trampil dalam melaksanakan tugas kesehariannya.
Selain itu Guru sebagai ujung tombak pendidikan juga dituntut untuk memiliki kompetensi seperti yang diharapkan oleh UU dan peraturan pemerintah. Salah satu kompetensi yang harus dipenuhi seorang guru adalah kompetensi akademik dimana seorang guru harus menempuh pendidikan minimal Diploma-4 atau Strata-1. Kompetensi lainnya yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah kompetensi profesional. Seorang guru harus menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Jadi dia harus menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. Tidak hanya itu guru harus aktif mengaktualisasi diri yaitu mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Selain itu guru diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemung­kinan terjadinya perubahan. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengemabngkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi anak yang lulus miskin aplikasi atau penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu pula, guru mempunyai pengaruh besar dalam menentukan kualitas dan kuantitas peserta didik. Untuk meningkatkan kompetensi siswa ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya, ciri-ciri siswa antara lain, perbedaan perseorangan, kesiapan belajar dan motivasi yang dibarengi oleh pemanipulasian suasana pembelajaran menjadi lebih disukai oleh siswa sehingga dengan mempertimbangkan kondisi ini apa yang diharapkan sesuai dengan tujuan.
Akhirnya layaklah kalau dinyatakan “Di dunia pendidikan, guru merupakan ujung tombak “ dalam merealisasikan serangkaian kebijakan pemerintah. Di tangan gurulah, potret pendidikan yang idealis di negeri ini ditumpukan. Guru harus senantiasa berupaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang sulit diukur, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Lantaran dari berbagai hal tersebut, menjadikan guru sebagai “ujung tombak” ketika ada kompleksitas permasalahan membutuhkan daya, cipta, rasa, dan karsa. Padahal sebenarnya, dunia pendidikan yang dihadapkan guru adalah hal-hal yang riil dan bersifat aktual sehingga segala fenomena yang berkembang dalam dunia pendidikan merupakan peluang dan tantangan bagi guru.
Begitu sangat penting peran strategis seorang guru sehingga tak akan terlahir seorang dokter tanpa pendidikannya, tak akan terlahir seorang insinyur tehnik tanpa pendidikannya pula.
Insinyur tanpa polesan kapurnya, tak akan terlahir seorang profesor tanpa petuah-petuahnya. Secara garis besar dapat disebut bahwa karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang selalu mengalami perkembangan dan justru iramanya yang semakin lama semakin cepat, maka agar peran guru dalam pengajarannya tetap bermutu dan up to date dalam membimbing belajar siswa, maka wajib hukumnya bagi guru tersebut untuk belajar dalam banyak hal yang terkait dengan pengajaran secara berkesinambungan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru merupakan ujung tombak pendidikan, guru merupakan pengawal yang berada dibaris depan dalam mensukseskan peserta didik, mensukseskan pendidikan bangsa kita. Oleh karena itu seorang guru harus memikirkan dirinya adalah seseorang yang sangat berharga. Menanamkan pada dirinya bahwa tanpa jasaku mereka tidak berarti apa-apa, berarti harus sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran dan menyampingkan rasa sombong dan keangkuhan. Meyakini dengan setinggi-tingginya bahwa ilmu yang kuberikan pada siswa itu, sungguh benar, tepat, bernilai tinggi untuk bekal masa depan siswa. Artinya jangan ragu-ragu dalam memberikan kontribusi positif bagi siswa. Sikap ini harus ditumbuhkan pada diri setiap pendidik, guru yang telah berhasil dalam melakukan bimbingan pada siswanya, tidak cepat berpuas diri karena sikap yang demikian akan memberikan  keinginan untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Jadikan keberhasilan pertama cambuk untuk meraih prestasi maupun keberhasilan sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar