Jumat, 19 Desember 2014

Sabar Sabar

Hari ini, pagi-pagi sekali aku sudah berangkat ke TK tempat ngajarku. Hari ini kulakukan aktivitasku seperti biasa. Mulai dari membersihkan kelas, menyapu halaman dsb. Semua anak sudah pada siap untuk senam bersama, namun ada salah satu anak yang baru datang. anak itu memang nakalnya tak seperti anak-anak yang lain. Setelah senam dan bermain bersama, anak-anak yang lain masuk dan diberi tugas untuk mengerjakan majalah bersama dengan gurunya masing-masing. Anak yang baru datang tadi namanya Putra. Putra berasal dari keluarga mampu tapi kurang kasih sayang dari ibunya. Ibu nya sibuk sendiri berdagang tanpa mementingkan anaknya. Keseharian anaknya dilakukan bersama bapaknya. Tadi pagi putra di antar bapaknya sekolah namun tiba di sekolah tidak mau ditinggal bapaknya pulang. Putra sudah mulai mengamuk, lalu ibu nya datang. Setelah ibunya datang putra mengamuknya semakin menjadi. Anak-anak yang lain pada takut. Semua bunga yang ada di sekolah dirusak, tempat sampah dibuangi, sepatu teman-temannya dibuang, sapu, tas, buku, rak, semua pada dibuang dan dirusak, buku juga dirobek bahkan pembatas kelas yang terbuat dari kasibot pun pecah ditendanginya. Selain itu dia juga berkelahi dengan temannya, temannya ada yang digigit, di jotosi, dilempar batu. Sampai ada perut temennya yang berdarah karena digigit. Saya dan Ibu Guru yang lain sudah memisah perkelahian itu. Dalam hal ini saya merasa bingung, saya sudah memisah anak-yang berkelahi, saya juga nggak mungkin membiarkan hal itu terjadi terus menerus. Tapi dalam hal lain saya merasa kesal. Karena si Ibu dari putra tadi ngomong-ngomong di mana-mana kalau gurunya jahat dll. Padahal disini kita sebagai guru memisah anak-anak tapi malah dikatain yang nggak-nggak. Saya kasihan pada anak yang digigit trus dijotosi tadi. Udah tau anaknya nakal malah si Ibu nya putra diam ata nggak memarahi anaknya. Batin saya bagaimana lho pikiran ibunya tadi. Tapi bagaimanapun saya seorang guru harus bertindak tegas, apapun yang terjadi. Namun, dalam hal ini ternyata susah menjadi seorang Guru yang sebagai penengah dalam perkelahian anak didiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar